SuratAt Tariq Berikut terjemahnnya : 1. Demi langit dan yang datang pada malam hari 2. Dan tahukah kamu apa yang datang pada malam hari? 3. (Yaitu) bintang yang bersinar tajam 4. setiap orang pasti ada penjaganya. 5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. 6. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,
Wassamaaai wattaariq 1. Demi langit dan yang datang pada malam hari. Juz Amma' (Juz ke-30) tafsir ayat ke-1 وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الطَّارِقُۙ Wa maaa adraaka mattaariq 2. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Juz Amma' (Juz ke-30) tafsir ayat ke-2 النَّجۡمُ الثَّاقِبُۙ Annajmus saaqib 3. (yaitu) bintang yang bersinar tajam,
Nama: claudia yuniarti agustinKelas : XI ap3
Panjangnyaadalah bisa dibaca 2-6 harakat. Tajwid surat At Tin Ayat 3 وَهٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِيْنِ (٣) وَهٰذَا الْبَلَدِ الْ Disini ada 2 hukum yaitu mad ashli dan alif lam qomariya. Dinamakan mad ashli, karena ada fatah berdiri, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Sedangkan alif lam qomariyah ada alif lam dan tanda sukun. أَمِيْنِ
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Tajwid Surat At-Thariq Ayat 1-17 Lengkap ♦ Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada kesempatan ini akan membahas tajwid surat At-thariq ayat 1-17 lengkap dengan penjelasan dan isi kandungan ayatnya yang tentunya bisa menambah kepahaman agama bagi kita yang membaca. Ayat ini menjelaskan bahwa semua makhluk hidup itu dalam pemeliharaan dan pengawasan dari alloh. Adapun tujuan dalam pembelajaran ini adalah untuk mengetahui kaidah hokum tajwid dan isi kandungan ayat ini, sehingga ketika membaca bisa mempraktekannya dengan baik dan benar. Berikut ini urutan hukum tajwid surat At-Thariq secara lengkap AYAT 1 1. وَالسَّمَاءِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf سَّ. Cara membacanya di masukan 2. وَالسَّمَاءِ Mad wajib muttashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dalam satu kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 5 harakat 3. وَالطَّارِقِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf طَّ. Cara membacanya di masukan 4. وَالطَّارِقِ Qalqalah kubra, karena ada huruf ق yang berada di akhir kalimat. Cara membacanya membentuk huruf ق dengan lebih jelas AYAT 2 1. وَمَا أَدْرَاكَ Mad jaiz munfashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dilain kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 4 harakat 2. أَدْرَاكَ Qolqolah sughro, karena ada huruf دْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf دْ 3. الطَّارِقُ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf طَّ. Cara membacanya di masukan 4. الطَّارِقُ Qalqalah kubra, karena ada huruf ق yang berada di akhir kalimat. Cara membacanya membentuk huruf ق dengan lebih jelas AYAT 3 1. النَّجْمُ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf نَّ. Cara membacanya di masukan 2. النَّجْمُ Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 3. النَّجْمُ Qolqolah sughro, karena ada huruf جْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf جْ 4. لثَّاقِبُ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf ثَّ. Cara membacanya di masukan 5. لثَّاقِبُ Qolqolah kubro, karena ada huruf بُ mati di akhir kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf بُ AYAT 4 1. إِنْ كُلُّ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf كُ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf كُ 2. نَفْسٍ لَمَّا Idgham billaghunnah, karena ada huruf nun mati/tanwin bertemu dengan huruf لَ. Cara membacanya masuk dengan tidak mendengung 3. لَمَّا Ghunnah musyaddah, karena ada huruf مَّ yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 4. عَلَيْهَا Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf يْ mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas AYAT 5 1. فَلْيَنْظُرِ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ظُ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf ظُ 2. الْإِنْسَانُ Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf ا. Cara membacanya harus terang dan jelas 3. الْإِنْسَانُ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf سَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf سَ 4. مِمَّ Ghunnah musyaddah, karena ada huruf مَّ yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 5. خُلِقَ Qolqolah kubro, karena ada huruf قَ mati di akhir kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf قَ AYAT 6 1. مِنْ مَاءٍ Idgham bighunnah, karena ada nun mati/tanwin beretemu dengan huruf مَ. Cara membacanya masuk dengan mendengung 2. مَاءٍ Mad wajib muttashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dalam satu kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 5 harakat 3. مَاءٍ دَافِقٍ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf دَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf دَ 4. دَافِقٍ Qalqalah kubra, karena ada huruf ق yang berada di akhir kalimat. Cara membacanya membentuk huruf ق dengan lebih jelas AYAT 7 1. مِنْ بَيْنِ Iqlab, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf بِ. Cara membacanya mendengung membentuk huruf مْ 2. بَيْنِ Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 3. الصُّلْبِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf صّ. Cara membacanya di masukan 4. وَالتَّرَائِبِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf تَّ. Cara membacanya di masukan 5. وَالتَّرَائِبِ Mad wajib muttashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dalam satu kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 5 harakat 6. وَالتَّرَائِبِ Qalqalah kubra, karena ada huruf ق yang berada di akhir kalimat. Cara membacanya membentuk huruf ق dengan lebih jelas AYAT 8 1. إِنَّهُ Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 2. إِنَّهُ Mad silah khoshiroh, karena sebelum ha dhamir ada huruf yang hidup yang ada barisnya, kalau sebelum ha dhamir hurufnya mati maka itu tidak bisa disebut mad shilah khoshiroh, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat 3. رَجْعِهِ Qolqolah sughro, karena ada huruf جْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf جْ 4. رَجْعِهِ Mad silah khoshiroh, karena sebelum ha dhamir ada huruf yang hidup yang ada barisnya, kalau sebelum ha dhamir hurufnya mati maka itu tidak bisa disebut mad shilah khoshiroh, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat AYAT 9 1. يَوْمَ Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf وْ mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 2. تُبْلَى Qolqolah sughro, karena ada huruf بْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf بْ 3. السَّرَائِرُ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf سَّ. Cara membacanya di masukan 4. السَّرَائِرُ Mad wajib muttashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dalam satu kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 5 harakat AYAT 10 1. لَهُ Mad silah khoshiroh, karena sebelum ha dhamir ada huruf yang hidup yang ada barisnya, kalau sebelum ha dhamir hurufnya mati maka itu tidak bisa disebut mad shilah khoshiroh, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat 2. مِنْ قُوَّةٍ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf قُ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf قَ 3. قُوَّةٍ وَلَا Idgham bighunnah, karena ada nun mati/tanwin beretemu dengan huruf وَ. Cara membacanya masuk dengan mendengung AYAT 11 1. وَالسَّمَاءِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf سَّ. Cara membacanya di masukan 2. وَالسَّمَاءِ Mad wajib muttashil, karena ada mad thabi’I bertemu dengan [ء] dalam satu kata/kalimat. Cara membacanya Panjang 5 harakat 3. الرَّجْعِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf رَّ. Cara membacanya di masukan 4. الرَّجْعِ Qolqolah sughro, karena ada huruf جْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf جْ AYAT 12 1. وَالْأَرْضِ Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf ا. Cara membacanya harus terang dan jelas 2. وَالْأَرْضِ Ra Tafhim Yaitu Ra mati sebelumnya ada baris fatah, cara membacanya huruf ra mati dibaca tebal 3. الصَّدْعِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf صَّ. Cara membacanya di masukan 4. الصَّدْعِ Qolqolah sughro, karena ada huruf دْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf دْ AYAT 13 1. إِنَّهُ Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 2. إِنَّهُ Mad silah khoshiroh, karena sebelum ha dhamir ada huruf yang hidup yang ada barisnya, kalau sebelum ha dhamir hurufnya mati maka itu tidak bisa disebut mad shilah khoshiroh, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat 3. لَقَوْلٌ Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf وْ mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 4. لَقَوْلٌ فَصْلٌ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf فَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf فَ AYAT 14 1. بِالْهَزْلِ Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf هَ. Cara membacanya harus terang dan jelas AYAT 15 1. إِنَّهُمْ Ghunnah musyaddah, karena ada huruf nun yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung 2. إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf يَ. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup 3. كَيْدًا Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 4. كَيْدًا Mad iwadh, karena ada huruf madthobi’I di akhir kalimat. Cara membacanya Panjang 2 ketukan AYAT 16 1. كَيْدًا Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 2. كَيْدًا Mad iwadh, karena ada huruf madthobi’I di akhir kalimat. Cara membacanya Panjang 2 ketukan AYAT 17 1. الْكَافِرِينَ Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf كَ. Cara membacanya harus terang dan jelas 2. أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf رُ. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup 3. رُوَيْدًا Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas 4. رُوَيْدًا Mad iwadh, karena ada huruf madthobi’I di akhir kalimat. Cara membacanya Panjang 2 ketukan Tajwid Surat yang lain tajwid al-fatihah, tajwid al-baqarah, tajwid ali imran, tajwid annisa, tajwid al-maidah, tajwid al-an’am, tajwid al-an’am, tajwid al-a’raf, tajwid at-taubah, tajwid yunus, tajwid hud, tajwid yusuf, tajwid ara’du, tajwid ibrahim, tajwid al-hijr, tajwid an-nahl, tajwid al-isra’, tajwid al-kahfi, tajwid maryam, tajwid toha, tajwid al-anbiya, tajwid al-haji, tajwid mu’minun, tajwid an-nur, tajwid furqan, tajwid asyura, tajwid an-naml, tajwid al-qasas, tajwid al-ankabut, tajwid ar-rum, tajwid luqman, tajwid sajadah, tajwid al-ahzab, tajwid saba’, tajwid fatir, tajwid yasin, tajwid soffat, tajwid sod, tajwid az-zumar, tajwid al-mu’min, tajwid fussilat, tajwid asyura, tajwid az-zukhruf, tajwid ad-dukhan, tajwid al-jasiyah, al-ahqaf, tajwid muhammad, tajwid al-fath, tajwid al-hujurat, tajwid qaf, tajwid ad-zariyat, tajwid at-tur, tajwid an-najm, tajwid al-qomar, tajwid ar-rahman, tajwid al-waqi’ah, tajwid al-hadid, tajwid al-mujadilah, tajwid al-hasyr, tajwid al-mumtahanah, tajwid as-saff, tajwid al-jumu’ah, tajwid al-munafiqun, tajwid at-tagobun, tajwid at-talaq, tajwid at-tahrim, tajwid al-mulk, tajwid al-qalam, tajwid al-haqqah, tajwid al-ma’arij, tajwid nuh, tajwid al-jin, tajwid al-muzammil, tajwid al-muddasir, tajwid al-qiyamah, tajwid al-insan, tajwid al-mursalat, tajwid juz amma
Informasi Arti Yang datang di malam hari Jumlah ayat 17 Surat ke 86 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ was-samā`i waṭ-ṭāriqDemi langit dan yang datang pada malam hari. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الطَّارِقُۙ wa mā adrāka maṭ-ṭāriqDan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? النَّجْمُ الثَّاقِبُۙ an-najmuṡ-ṡāqibyaitu bintang yang bersinar tajam, اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ ing kullu nafsil lammā alaihā ḥāfiẓsetiap orang pasti ada penjaganya. فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ falyanẓuril-insānu mimma khuliqMaka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍۙ khuliqa mim mā`in dāfiqDia diciptakan dari air mani yang terpancar, يَّخْرُجُ مِنْۢ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَاۤىِٕبِۗ yakhruju mim bainiṣ-ṣulbi wat-tarā`ibyang keluar dari antara tulang punggung sulbi dan tulang dada. اِنَّهٗ عَلٰى رَجْعِهٖ لَقَادِرٌۗ innahụ alā raj’ihī laqādirSungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya hidup setelah mati. يَوْمَ تُبْلَى السَّرَاۤىِٕرُۙ yauma tublas-sarā`irPada hari ditampakkan segala rahasia, فَمَا لَهٗ مِنْ قُوَّةٍ وَّلَا نَاصِرٍۗ fa mā lahụ ming quwwatiw wa lā nāṣirmaka manusia tidak lagi mempunyai suatu kekuatan dan tidak pula ada penolong. وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الرَّجْعِۙ was-samā`i żātir-raj’Demi langit yang mengandung hujan, وَالْاَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِۙ wal-arḍi żātiṣ-ṣad’dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan, اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ innahụ laqaulun faṣlsungguh, Al-Qur’an itu benar-benar firman pemisah antara yang hak dan yang batil, وَّمَا هُوَ بِالْهَزْلِۗ wa mā huwa bil-hazldan Al-Qur’an itu bukanlah sendagurauan. اِنَّهُمْ يَكِيْدُوْنَ كَيْدًاۙ innahum yakīdụna kaidāSungguh, mereka orang kafir merencanakan tipu daya yang jahat. وَّاَكِيْدُ كَيْدًاۖ wa akīdu kaidāDan Aku pun membuat rencana tipu daya yang jitu. فَمَهِّلِ الْكٰفِرِيْنَ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا fa mahhilil-kāfirīna am-hil-hum ruwaidāKarena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu.
Tahsin Online membagikan uraian hukum tajwid Al Quran yang dimulai dari Juz 30. Metode yang dibagikan adalah Tajwid Al Quran per kata. Pada artikel ini akan dibagikan Hukum Tajwid Surat Ath Thariq ayat 6-10 Lengkap dengan Penjelasannya. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍ ٦ خُلِقَ Pada kata diatas tidak terdapat hukum tajwidnya. مِنْ مَّ Ini adalah Idghom Bighunnah atau Idghom dengan dengung. Terjadi karena ada huruf Nun mati menghadapi huruf Mim. Ketika dibaca harus didengungkan kira-kira 2-3 harakat. مَّاۤءٍ Ini adalah Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli menghadapi huruf Hamzah yang berada dalam 1 kata. Panjangnya adalah 5 harakat. ءٍ دَ Ini adalah Ikhfa’ karena ada huruf Nun menghadapi huruf Dal. دَا Ini adalah Mad Thobi’i, karena ada huruf Alif di fathah. فِقٍ Ini adalah Qolqolah Kubro bila waqof atau berhenti, karena ada huruf Qolqolah yaitu Qof yang sukun karena diwaqofkan. Ketika dibaca bunyi pantulannya lebih kuat atau besar dibandingkan dengan Qolqolah Sughro. Bila membacanya di washal atau disambung ke ayat berikutnya tidak terjadi hukum Qolqolah. يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَاۤئِبِ ٧ يَخْرُجُ Pada kata di atas tidak ada hukum tajwidnya. مِنْ بَ Ini dinamakan Iqlab, karena ada Nun mati menghadapi huruf Ba’, ketika dibaca huruf Nun nya berganti menjadi Mim dalam pengucapan bukan dalam tulisan dan membacanya dengan didengungkan. بَيْنِ Ini dinamakan Huruf Lin atau Haraf Lin, karena ada huruf Ya yang di sukun oleh huruf sebelumnya yang berharakat fathah. نِ الصُّلْبِ Ini namanya Alif Lam Syamsiyah, tandanya ada huruf alif lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf alif lam nya tidak tampak, tetapi dimasukkan ke dalam huruf yang ada di depannya yaitu huruf Shad. وَالتَّ Ini juga namanya Alif Lam Syamsiyah, tandanya ada huruf alif lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf alif lam nya tidak tampak, tetapi dimasukkan ke dalam huruf yang ada di depannya yaitu huruf Ta. تَرَاۤءِ Ini adalah Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli menghadapi huruf Hamzah yang berada dalam 1 kata. Panjangnya adalah 5 harakat. ئِبِ Ini adalah Qolqolah Kubro bila waqof atau berhenti, karena ada huruf Qolqolah yaitu Qof yang sukun karena diwaqofkan. Ketika dibaca bunyi pantulannya lebih kuat atau besar dibandingkan dengan Qolqolah Sughro. Bila membacanya di washal atau disambung ke ayat berikutnya tidak terjadi hukum Qolqolah. Pada hukum bacaan atau tajwid Surah Ath Thaariq ini banyak hukum Qolqolah. إِنَّهٗ عَلٰى رَجْعِهٖ لَقَادِرٌ ٨ إِنَّهٗ Pada kata di atas terdapat 2 hukum, yaitu Ghunnah dan Mad Shilah Qoshiroh. Ghunnah karena ada huruf Nun di tasydid, Mad Shilah Qoshiroh karena ada huruf Ha dlomir berharakat dlommah terbalik, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. عَلٰى Ini adalah Mad Ashli, karena ada fathah berdiri, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. رَجْعِهٖ Pada kata di atas terdapat 2 hukum, yaitu Qolqolah Sughro dan Mad Shilah Qoshiroh. Qolqolah Sughro karena ada huruf Qolqolah yang sukun asli, Mad Shilah Qoshiroh karena ada Ha dlomir ber harakat kasroh berdiri, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. لَقَادِرٌ Pada kata di atas terdapat 1 hukum saja yaitu Mad Thobi’i, karena ada huruf Alif di fathah. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. يَوْمَ تُبْلَى السَّرَاۤئِرُ ٩ يَوْمَ Ini adalah Huruf Lin atau Haraf Lin, karena ada huruf Ya yang di sukun oleh huruf yang berharakat fathah. تُبْلَى Ini dinamakan Qolqolah Sughro, karena ada huruf Qolqolah nya yaitu huruf Ba’ yang sukun nya asli. Silahkan baca artikel Hukum Qolqolah untuk penjelasan lebih lengkapnya. لَى السَّ Ini namanya Alif Lam Syamsiyah, tandanya ada huruf alif lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf alif lam nya tidak tampak, tetapi dimasukkan ke dalam huruf yang ada di depannya yaitu huruf Sin. سَرَاۤئِرُ Ini adalah Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli menghadapi huruf Hamzah yang berada dalam 1 kata. Panjangnya adalah 5 harakat atau 2 alif setengah. فَمَا لَهٗ مِنْ قُوَّةٍ وَّلَا نَاصِرٍ ١٠ فَمَا Ini dinamakan Mad Thobi’i karena ada huruf Alif di fathah. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. لَهٗ Ini adalah Mad Shilah Qoshiroh, karena ada Ha dlomir berharakat dlommah terbalik. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. مِنْ قُ Ini adalah Ikhfa’ atau samar, karena ada Nun mati menghadapi huruf Qof. قُوَّةٍ وَّ Ini dinamakan Idghom Bighunnah, karena ada tanwin menghadapi huruf Wawu. وَلَا نَاصِرٍ Disini terdapat 1 hukum saja, yaitu Mad Thobi’i karena ada huruf Alif di fathah, panjangnya adalah 1 Alif atau 2 harakat. Demikianlah uraian Tahsin Online mengenai Hukum Tajwid Al Quran Surat Ath Thariq ayat 6-10 Lengkap dengan Penjelasannya. Semoga bermanfaat. Your browser does not support the audio element.
Surat At Thariq merupakan salah satu surat yang menerangkan tentang penciptaan manusia. Di surat ini diturunkan di Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Nama At Thariq diambil dari ayat pertama ini. Kata At Tariq diambil dari kata tarqa–yatruqu yang artinya mengetuk atau memukul dengan palu. Namun, kata tersebut mempunyai banyak sinonim. Dalam kamus Arab- Indonesia Al Munawwir menerjemahkan At Tariq degan “yang datang pada malam hari”. Surat At TariqAyat 1Ayat 2Ayat 3Ayat 4Ayat 5Ayat 6Ayat 7Ayat 8Ayat 9Ayat 10Ayat 11Ayat 12Ayat 13Ayat 14Ayat 15Ayat 16Ayat 17Makna dan Kandungan Surat At ThariqManfaat Membaca Surat At Thariq1. Dilimpahi kebaikan2. Dilindungi dari kejahatan3. Agar tidak bersikap sombong4. Terhindar dari mimpi yang menakutkan5. Menarik pencuri dari rumah Surat At Tariq Surat At Tariq adalah surat ke 86 dalam Al Qur’an yang terdiri dari 17 ayat. Surat ini diturunkan setelah surat Al Balad. Berikut bacaan surat At Thariq Bismillahirrahmanirrahim “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Ayat 1 was- sama’i wat – thariq “Demi langit dan yang datang pada malam hari.” Sebagaimana yang telah berlalu pada tafsir sebelumnya, kita mengetahui bahwasannya langit adalah makhluk terbesar yang dapat kita saksikan secara kasat mata. Allah berfirman “Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan Kami, dan Kami benar – benar meluaskannya.” QS. Adz – Dzariyat 47 Oleh sebab itu, tidak ada makhluk yang bisa kita saksikan yang lebih luas dari pada langit. Di dalam naungan langit ada matahari, rembulan, bintang–bintang, menunjukkan betapa luasnya langit. Bahkan, ujungnya saja tidak kita ketahui sampai dimana, dan semua manusia di ujung dunia bagian manapun bisa menyaksikan langit. Ayat 2 wa ma adraka mat- thariq “Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?.” Allah memberi pertanyaan agar orang – orang memperhatikannya. Ayat 3 An- najmus- saqib “yaitu bintang yang bersinar tajam.” At Tariq adalah bintang yang menembus. Bintang itu tidak muncul kecuali di malam hari, dan pada malam hari cahaya bintang menembus langit. Pada awal ayat, Allah bersumpah dengan dua makhluk ciptaan-Nya. Allah bebas bersumpah dengan siapapun makhluknya yang Dia ketahui. Berbeda dengan manusia yang tidak boleh bersumpah dengan makhluk. Adapun yang diperbolehkan bagi kita adalah bersumpah dengan Allah. Di antara yang diperbolehkan juga adalah bersumpah dengan sifat–sifat Allah seperti bersumpah dengan kalamullah, yaitu firman Allah Al–Qur’an karena merupakan sifat Allah. Adapun bersumpah dengan selain Allah atau sifat–sifat-Nya, maka ini merupakan kesyirikan. Berbeda pada Allah, Dia berhak bersumpah dengan apapun dari makhluk-Nya. Ayat 4 Ing kullu nafsil lamma alaiha hafiz “setiap orang pasti ada penjaganya.” Tidak ada satu jiwa pun melainkan ada pencatat amalnya. Oleh karena itu, kita mengetahui bahwa para malaikat mengetahui apa yang kita lakukan, maka hendaknya kita berhati–hati. Hal ini karena sesungguhnya yang mengisi buku catatan amal kita hakikatnya adalah kita sendiri, para malaikat hanya mencatatnya. Semua isi catatan berupa ucapan kira, perbuatan kita, isis hati kita, merupakan data diri kita yang disetorkan kepada malaikat. Pada hari kiamat kelak kita akan melihat hasil catatan amal kiat. Ayat 5 Falyanzuril – insanu mimma khuliq “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.” Ayat 6 Khuliqa mim ma’in dafiq “Dia diciptakan dari air mani yang terpancar.” Ayat 7 Yakhruju mim bainis-sulbi wat- tara’ ib “yang keluar dari antara tulang punggung sulbi dan tulang dada.” Ayat–ayat ini adalah peringatan dari Allah untuk para manusia agar tidak lupa diri. Surat At Tariq adalah surat Makiyah yang mana diturunkan untuk orang–orang musyrikin Arab. Mereka mengakui adanya Allah, tetapi mereka mengingkari hari kebangkitan. Seakan–akan Allah menyindir mereka, apa yang membuat mereka sombong sehingga mereka mengingkari hari kebangkitan. Oleh karena itu, Allah menyuruh mereka merenungkan dari mana mereka diciptakan, yaitu dari air mani yang terpancarkan. Pertama dia keluar dari kemaluan ayahnya berupa air mani dan kedua ketika dilahirkan dia keluar dari kemaluan ibunya tempat keluarnya air kencing, tetapi dia masih saja sombong dan congkak hingga tidak mau beribadah kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Dia diciptakan dari air mani yang hida dan terpancarkan agar dia tidak lupa diri dan hendaknya dia mengingat juga bahwasannya Allah mampu menciptakan dia dari air mani. Maka dari itu, dia sadar bahwa sebelumnya dia bukanlah apa–apa. Dia hanya tercipta dari air mani yang kemudian membuahi sel telur seorang wanita kemudian terjadi proses penciptaan manusia. Ayat 8 Innahu ala rah’ihi laqadir “Sungguh, Allah benar–benar kuasa untuk mengembalikannya hidup setelah mati.” Surat At Tariq diturunkan untuk kaum musyrikin Arab yang mengingkari hari kebangkitan. Jadi, Allah ingin mengingatkan sebagaimana Allah mampu menciptakan manusia dari air mani, Allah lebih mudah untuk membangkitkan manusia kembali dari kematiannya. Ada 4 pendapat yang disampaikan oleh Ibnu Jarir At- Thobari Kata “mengembalikannya” kembali kepada air mani, yaitu Allah mampu mengembalikan air mani setelah dipancarkan. Bagi manusia mustahil, namun Allah kuasa untuk mengembalikan itu semua. Allah mampu untuk mengembalikan air mani yang sudah terpancarkan masuk kembali ke dalam kemaluan. Allah mampu mengembalikan manusia kembali menjadi air mani jika Allah berkehendak. Allah mampu mengembalikan manusia dari kondisi tua kepada kondisi muda, dari kondisi muda kepada kondisi anak–anak. Allah mampu untuk membangkitkan kembali manusia Pada hari kiamat kelak, yang paling utama adalah masalah hati. Allah bermuamalah dengan hamba-hamba-Nya terutama di atas apa yang ada dalam hati mereka. Berbeda ketika kita di dunia, kebanyakan muamalah kita adalah tergantung kepada dzahirnya. Ayat 9 Yauma tublas- sara’ir “Pada hari ditampakkan segala rahasia,” Pada hari kiamat kelak semua rahasia akan terbuka dan terbongkar, tidak ada rahasia yang tersembunyi pada hari kiamat kelak. Oleh sebab itu, hendaknya kita juga memperhatikan masalah hati kita di samping amalan jawarih anggota badan, diantaranya berupa masalah keikhlasan, masalah qanaah, masalah beriman kepada takdir, maka masalah hati ini adalah perkara yang sangat penting. Karena sangat berpengaruh terhadap amalan kita di dunia dan di akhirat kelak tatkala di yaumul hisab, hari kebangkitan. Kebanyakan orang begitu perhatian dengan amalan dzhohir, tetapi kurang memperhatikan amalan hati, padahal amalan hati lebih penting dari amalan dzohir. Ayat 10 Fa ma lahu ming quwwatiw wa la nasir “maka manusia tidak lagi mempunyai suatu kekuatan dan tidak pula ada penolong.” Seseorang yang akan diazab oleh Allah, maka dia tidak akan bisa menolak azab tersebut, dan juga tidak ada orang lain yang bisa menolong dia. Tidak ada kekuatan dari dirinya dan tidak pula dari orang lain. Oleh sebab itu, bahwasannya yang akan menolong kita adalah amalan kita. Jangan pernah berharap kepada orang lain karena sering dijumpai sebagian orang yang terlalu berlebihan terhadap orang shaleh di sekitarnya. Ayat 11 Was- sama’I zatir- raj’ “Demi langit yang mengandung hujan,” Ayat 12 Wal – ardi zatis- sad “dan bumi yang mempunyai tumbuh- tumbuhan,” Maksud dari ayat–ayat ini adalah langit menurunkan hujan sehingga tercurahkan kepada tanah yang mati dan tandus, lalu tanah tersebut hidup kembali dengan keluarnya tetumbuhan pada tanah–tanah tersebut. Jadi, demikianlah pula hari kebangkitan, mudah bagi Allah membangkitkan kembali jasad-jasad yang telah mati sebagaimana mudahnya bagi Allah untuk menghidupkan kembali tanah yang telah tandus. Ayat 13 Innahu laqaulun fasl “sungguh, Al- Qur’an itu benar – benar firman pemisah antara yang hak dan yang batil,” Ayat 14 Wa ma huwa bil- hazl “dan Al – Qur’an itu bukanlah senda gurauan.” Al–Qur’an merupakan pemutus dan pembeda antara haq dan bathil. Apabila sudah datang ayat dari Allah maka kewajiban kita adalah menerimanya. Seluruh isi kandungan Al–Qur’an adalah serius dan tidak ada yang merupakan senda gurau semata. Hal ini merupakan bantahan kepada kaum musyrikin yang menyatakan bahwa ayat- ayat Al–Qur’an hanyalah dongeng–dongeng orang–orang terdahulu yang dibacakan oleh Nabi untuk bercanda dan bersenda gurau. Ayat 15 Innahum yakiduna kaida “sungguh, mereka orang kafir merencanakan tipu daya yang jahat.” Ayat 16 Wa akidu kaida “Dan Aku pun membuat rencana tipu daya yang jitu,” Patut diketahui bahwasanya tidak boleh mengatakan Allah Maha Pembuat Tipu Daya, karena tidak boleh kita menisbatkan sifat tipu daya yang permanen kepada Allah. Namun Allah terkadang membuat tipu daya kepada orang yang membuat tipu daya. Oleh karena itu, sifat makar, sifat mengejek, sifat berbuat tipu daya dan lainnya tidak boleh dinisbahkan kepada Allah begitu saja. Namun, kita katakan bahwa Allah bisa berbuat tipu daya kepada orang yang berbuat tipu daya. Allah bisa berbuat makar kepada orang yang berbuat makar, Allah bisa mengejek orang–orang yang mengejek. Ayat 17 Fa mahhilil- kafirina am- hil- hum ruwaida “Karena itu berilah penangguhan kepada orang – orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu.” Oleh sebab itu, orang–orang kafir berbuat kerusakan di dunia sehingga akan datang azab kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak. Bagaimanapun mereka akan meninggal dunia lalu masuk dalam alam akhirat. Kehidupan mereka yang sekarang ini hanyalah penangguhan yang sangat sebentar sebelum datang azab yang kekal abadi. Makna dan Kandungan Surat At Thariq At Tariq berarti “yang datang di malam hari” dan dinamai berdasarkan lafal At–Tariq pada ayat pertama surat ini. Surat At Tariq menerangkan tentang manusia yang berasal dari air mani, sehingga tidak perlu untuk menyombongkan diri atau takabur. Surat At Tariq menjelaskan tentang kuasa Allah SWT yang bisa menghidupkan kembali manusia di hari akhir. Selain itu, tiada satupun kekuatan yang bisa menolong manusia selain Allah SWT. Allah SWT selalu menjaga dan memelihara satupun orang yang terlepas, hingga semua makhluk yang ada di bumi yang bernyawa baik hewan, tumbuhan dan manusia sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Apa saja kandungan yang terdapat pada surat ke 86 ini? Yuk simak grameds Tiap–tiap jiwa dipelihara oleh Allah SWT. Manusia perlu merenungkan asal mula manusia, yakni dari air mani yang akan menghilangkan sifat takabur dan sombong. Allah dapat menghidupkan manusia kembali di Hari Kiamat, dan pada saat itu tidak ada yang bisa menolong manusia selain Allah SWT. Keistimewaan bintang–bintang yang ada di langit. Sumber awal penciptaan manusia Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh seorang muslim saat rutin membaca Surat At Thariq. Beberapa manfaat membaca surat At Thariq tersebut di antaranya sebagai berikut 1. Dilimpahi kebaikan Keutamaan membaca surat At Tariq yaitu akan memperoleh banyak kebaikan. Hal tersebut dijelaskan pada hadist Rasulullah sebagai berikut “Barang siapa membaca surah Was samaa-i wath thariq, maka Allah akan memberinya sepuluh kebaikan sebanyak hitungan bintang yang ada dilangit”. 2. Dilindungi dari kejahatan Membaca surat At Tariq dapat melindungi diri dari kejahatan da dijaga dari musuh – musuhnya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan. “Barang siapa takut terjadi sesuatu pada dirinya, kemudian dia membaca surah At Tariq, maka Allah akan menjaganya dari musuhnya dan Allah akan menghalanginya dari musuhnya. 3. Agar tidak bersikap sombong Surah At Tariq ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk sindirian kepada Abil Asyad karena kesombongan. Hal tersebut tercantum juga dalam sebuah hadist Abil Asyad berkata “Hai orang–orang Quraisy, barang siapa yang dapat memindahkan aku dari kulit ini maka akan aku beri hadiah.” HR. Ibnu Abi Hatim. Kemudian, ia juga berkata “Muhammad menganggap bahwa penjaga pintu Jahannam berjumlah Sembilan belas. Aku sendiri sanggup mewakili kalian mengalahkan yang sepukuh dan yang sembilan lagi aku serahkan kepada kalian”. Karena kesombongan atas perbuatan Abil Asyad, Allah SWT menurunkan surat At Thariq yang berisikan penciptaan manusia dan bintang–bintang di langit. 4. Terhindar dari mimpi yang menakutkan Dengan membaca surat At Tariq dapat menghindari dari mimpi yang menakutkan atau jika sering mengigau saat tertidur. Maka, bacalah amalan ini sebelum tidur sebanyak 1- 10 kali dalam keadaan suci. 5. Menarik pencuri dari rumah Surat At Thariq mempunyai keutamaan menjadi amalan untuk menarik pencuri dari rumah. Caranya, membaca surat At Thariq sebanyak 40 kali di pintu yang mungkin akan dilewati oleh pencuri dan dalam keadaan suci. Itulah beberapa tentang manfaat dan kandungan dari surat At Thariq, Grameds. Apakah grameds sedang mencari tentang manfaat dan kandungan dari surat At Tariq secara mendalam? Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait agama Islam, kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Sebagai SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Rosyda Nur Fauziyah BACA JUGA Memahami Tentang Surat Al Lail Beserta Arab dan Latinnya Mempelajari 7 Ayat Surat Al Maun Arab Latin Beserta Artinya Surat Al Insyirah 1-8 Beserta Keutamaan dan Cara Mengamalkannya Bacaan Arab dan Terjemahan Surat Al Maidah Ayat 2 Beserta Tafsirnya Pengertian Al-Quran dan Hadits Beserta Sejarahnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
surat at thariq beserta tajwidnya